Ringkasan Materi Masuknya Islam di Nusantara
[ Ringkasan Materi
Masuknya Islam di Nusantara ]
~
《Sejarah Masuknya Islam Di Nusantra Melalui Perdagangan, Sosial Dan Pengajaran》
~
Islam masuk di Indonesia pada
abad ke-13 Masehi, dibawa oleh
pedagang dari Gujarat, India.
Ada pendapat lain bahwa
masuknya agama Islam di
Indonesia melalui kesepakatan
sebagai berikut :
~
1. Islam masuk Indonesia pada
abad 1 Hijriah atau abad 7 M.
2. Agama Islam masuk di Indonesia
tidak melalui India, tetapi langsung
dari Mekah.
3. Dalam perkembangannya Islam
di Indonesia banyak diwarnai oleh
madzhab Syafi’i.
~
Masuknya Islam ke Indonesia
menurut pendapat lain ada 3 teori
yaitu teori Persia, Teori Gujarat dan
Teori Mekah, yaitu penjelasannya
sebagai berikut :
~
1. TEORI PERSIA
Teori ini dibangun oleh P.A.
Hussein Djayadiningrat.
Teori ini lebih menitikberatkan
tinjauannya kepada kebudayaan
yang hidup di kalangan masyarakat
Islam di Indonesia yang dirasakan
memiliki persamaan dengan Persia.
Salah satu persamaan tersebut
adalah :
Peringatan 10 Muharram atau
Asyura sebagai peringatan syiah
atas kematian Syahidnya Husain.
2. TEORI GUJARAT
Teori Gujarat adalah teori yang
menyatakan bahwa datangnya
Islam di Indonesia berasal dari
Gujarat.
Teori ini dikemukakan oleh Snouck
Hurgronye.
Dengan alasan agama Islam
disebarluaskan melalui jalan
dagang antara Indonesia dengan
Cambay (Gujarat).
Menurut J.C. Van Leur, masuknya
Islam pada 7 M bukan pada 13 M.
Sedangkan pada abad 13 M itu
perkembangannya.
3. TEORI MEKAH
Teori ini dipelopori Hamka. Ia
berpendapat tersebut karena
Mekah sebagai pusat agama Islam.
Dan ia menolak pendapat bahwa
Islam masuk ke Indonesia pada
abad ke-13 sebab Islam masuk
Indonesia jauh sebelum abad ke-7.
Menurut pendapat lain Agama
Islam masuk di Nusantara sekitar
abad VII dan VIII masehi.
Hal ini didasarkan kepada berita
cina yang menceritakan
rencananya serangan orang-orang
Arab.
Dinasti Tang di Cina juga
memberitakan bahwa di Sriwijaya
sudah ada perkampungan muslim
yang mengadakan hubungan
dagang dengan cina.
Pendapat lainnya mengatakan
bahwa Islam masuk di Nusantara
pada abad ke 13, hal ini di
dasarkan pada dugaan keruntuhan
Dinasti Abasiyah (1258 M), berita
Marcopolo (1292 M), batu nisan
Sultan Malik As Saleh (1297 M),
dan penyebaran ajaran tasawuf.
~
Agama Islam masuk di nusantara
dibawa oleh para pedagang muslim
melalui dua jalur, yaitu jalur utara
dan jalur seletan.
Melalui jalur utara dengan rute :
Arab (Mekah dan Madinah) -
Damaskus – Bagdad – Gujarat
(pantai barat India) – Nusantara.
Melalui jalur selatan dengan rute:
Arab (Mekah dan Madinah) –
Yaman - Gujarat (pantai barat
India) – Srilangka – Nusantara.
~
Cara penyebaran Islam di
Nusantara dilakukan melewati
berbagai jalan diantaranya adalah
melalui perdagangan, sosial, dan
pengajaran.
~
1. Melalui Proses Perdagangan
Penyebaran Islam di Nusantara
melalui saluran perdagangan,
artinya pendakwah itu disamping
membawa barang dagangannya,
mereka pada sore hari (setelah
berjualan) atau di sela-sela waktu
senggang dimanfaatkan untuk
menceritakan hal ihwal tentang
agama Islam kepada masyarakat di
mana ia berdagang, walaupun
secara sederhana.
Dengan cara ini ternyata dapat
dipahami sehingga dari waktu ke
waktu penganut Islam semakin
bertambah, meskipun
penyebarannya ketika itu belum
merata ke daerah-daerah di
Nusantara.
Namun demikian, jumlah penganut
semakin melonjat, bahkan bangsa
kita sendiri yang kemudian ikut
menyebarkannya.
Dengan demikian selain mencari
keuntungan ala kadarnya para
pedagang itu juga mengajar
masyarakat memeluk agama Islam.
Motif perluasan agama ini
sepenuhnya murni untuk
menyebarkan ajaran Islam.
Pada saat yang sama, penduduk
pribumi yang bersedia masuk Islam
menjadi lebih mudah diajak bekerja
sama.
2. Melalui Proses Struktur Sosial
Pada perkembangan berikutnya,
struktur sosial ini dimanfaatkan
oleh para ulama untuk
menyebarkan ajaran Islam.
Sebab jika raja - raja atau kaum
bangsawan sudah lebih dulu
masuk Islam, maka dengan
sendirinya rakyatnya akan
mengikuti jejak-jejak para
bangsawan / raja tersebut.
Dari kontak-kontak sosial ini,
selanjutnya menyebar kepada yang
lainnya, dimulai dari keluarga,
kerabat, teman dekat, tetangga
dan yang lainnya, sampai batas
pulau sekalipun.
Dengan cara ini pula penyebaran
Islam di Nusantara semakin efektif
dan semakin bertambah
pengikutnya.
3. Melalui Proses Pengajaran
Selain cara yang dijelaskan diatas,
para pedagang dari Timur Tengah
mengemban misi penyebaran
agama Islam melalui pengajian,
yaitu dengan membuka
lembaga-lembaga pendidikan
keagamaan yang selanjutnya
dinamakan lembaga pendidikan
pesantren.
Perkembangan selanjutnya
lembaga-lembaga pendidikan Islam
atau organisasi keagamaan ini
banyak ditemui di tanah air, seperti
Nahdlatul Ulama (NU),
Muhammadiyah, Persatuan Islam
(Persis), Persatuan Umat Islam
(PUI), dan Persatuan Tarbiyah
(Perti).
Melalui proses pengkaderan atau
penggodokan itulah, muncul para
ulama-ulama yang ahli dalama
bidang agama islam.
Para ulama yang telah memperoleh
pendidikan tersebut, kemudian
menyebarkan dan menjadi ujung
tombak dalam ikut menyebarkan
agama Islam.
Semua kalangan menjadi
garapannya, mulai kaum atas,
hingga rakyat biasa
~
《Sejarah Masuknya Islam Di Nusantra Melalui Perdagangan, Sosial Dan Pengajaran》
~
Islam masuk di Indonesia pada
abad ke-13 Masehi, dibawa oleh
pedagang dari Gujarat, India.
Ada pendapat lain bahwa
masuknya agama Islam di
Indonesia melalui kesepakatan
sebagai berikut :
~
1. Islam masuk Indonesia pada
abad 1 Hijriah atau abad 7 M.
2. Agama Islam masuk di Indonesia
tidak melalui India, tetapi langsung
dari Mekah.
3. Dalam perkembangannya Islam
di Indonesia banyak diwarnai oleh
madzhab Syafi’i.
~
Masuknya Islam ke Indonesia
menurut pendapat lain ada 3 teori
yaitu teori Persia, Teori Gujarat dan
Teori Mekah, yaitu penjelasannya
sebagai berikut :
~
1. TEORI PERSIA
Teori ini dibangun oleh P.A.
Hussein Djayadiningrat.
Teori ini lebih menitikberatkan
tinjauannya kepada kebudayaan
yang hidup di kalangan masyarakat
Islam di Indonesia yang dirasakan
memiliki persamaan dengan Persia.
Salah satu persamaan tersebut
adalah :
Peringatan 10 Muharram atau
Asyura sebagai peringatan syiah
atas kematian Syahidnya Husain.
2. TEORI GUJARAT
Teori Gujarat adalah teori yang
menyatakan bahwa datangnya
Islam di Indonesia berasal dari
Gujarat.
Teori ini dikemukakan oleh Snouck
Hurgronye.
Dengan alasan agama Islam
disebarluaskan melalui jalan
dagang antara Indonesia dengan
Cambay (Gujarat).
Menurut J.C. Van Leur, masuknya
Islam pada 7 M bukan pada 13 M.
Sedangkan pada abad 13 M itu
perkembangannya.
3. TEORI MEKAH
Teori ini dipelopori Hamka. Ia
berpendapat tersebut karena
Mekah sebagai pusat agama Islam.
Dan ia menolak pendapat bahwa
Islam masuk ke Indonesia pada
abad ke-13 sebab Islam masuk
Indonesia jauh sebelum abad ke-7.
Menurut pendapat lain Agama
Islam masuk di Nusantara sekitar
abad VII dan VIII masehi.
Hal ini didasarkan kepada berita
cina yang menceritakan
rencananya serangan orang-orang
Arab.
Dinasti Tang di Cina juga
memberitakan bahwa di Sriwijaya
sudah ada perkampungan muslim
yang mengadakan hubungan
dagang dengan cina.
Pendapat lainnya mengatakan
bahwa Islam masuk di Nusantara
pada abad ke 13, hal ini di
dasarkan pada dugaan keruntuhan
Dinasti Abasiyah (1258 M), berita
Marcopolo (1292 M), batu nisan
Sultan Malik As Saleh (1297 M),
dan penyebaran ajaran tasawuf.
~
Agama Islam masuk di nusantara
dibawa oleh para pedagang muslim
melalui dua jalur, yaitu jalur utara
dan jalur seletan.
Melalui jalur utara dengan rute :
Arab (Mekah dan Madinah) -
Damaskus – Bagdad – Gujarat
(pantai barat India) – Nusantara.
Melalui jalur selatan dengan rute:
Arab (Mekah dan Madinah) –
Yaman - Gujarat (pantai barat
India) – Srilangka – Nusantara.
~
Cara penyebaran Islam di
Nusantara dilakukan melewati
berbagai jalan diantaranya adalah
melalui perdagangan, sosial, dan
pengajaran.
~
1. Melalui Proses Perdagangan
Penyebaran Islam di Nusantara
melalui saluran perdagangan,
artinya pendakwah itu disamping
membawa barang dagangannya,
mereka pada sore hari (setelah
berjualan) atau di sela-sela waktu
senggang dimanfaatkan untuk
menceritakan hal ihwal tentang
agama Islam kepada masyarakat di
mana ia berdagang, walaupun
secara sederhana.
Dengan cara ini ternyata dapat
dipahami sehingga dari waktu ke
waktu penganut Islam semakin
bertambah, meskipun
penyebarannya ketika itu belum
merata ke daerah-daerah di
Nusantara.
Namun demikian, jumlah penganut
semakin melonjat, bahkan bangsa
kita sendiri yang kemudian ikut
menyebarkannya.
Dengan demikian selain mencari
keuntungan ala kadarnya para
pedagang itu juga mengajar
masyarakat memeluk agama Islam.
Motif perluasan agama ini
sepenuhnya murni untuk
menyebarkan ajaran Islam.
Pada saat yang sama, penduduk
pribumi yang bersedia masuk Islam
menjadi lebih mudah diajak bekerja
sama.
2. Melalui Proses Struktur Sosial
Pada perkembangan berikutnya,
struktur sosial ini dimanfaatkan
oleh para ulama untuk
menyebarkan ajaran Islam.
Sebab jika raja - raja atau kaum
bangsawan sudah lebih dulu
masuk Islam, maka dengan
sendirinya rakyatnya akan
mengikuti jejak-jejak para
bangsawan / raja tersebut.
Dari kontak-kontak sosial ini,
selanjutnya menyebar kepada yang
lainnya, dimulai dari keluarga,
kerabat, teman dekat, tetangga
dan yang lainnya, sampai batas
pulau sekalipun.
Dengan cara ini pula penyebaran
Islam di Nusantara semakin efektif
dan semakin bertambah
pengikutnya.
3. Melalui Proses Pengajaran
Selain cara yang dijelaskan diatas,
para pedagang dari Timur Tengah
mengemban misi penyebaran
agama Islam melalui pengajian,
yaitu dengan membuka
lembaga-lembaga pendidikan
keagamaan yang selanjutnya
dinamakan lembaga pendidikan
pesantren.
Perkembangan selanjutnya
lembaga-lembaga pendidikan Islam
atau organisasi keagamaan ini
banyak ditemui di tanah air, seperti
Nahdlatul Ulama (NU),
Muhammadiyah, Persatuan Islam
(Persis), Persatuan Umat Islam
(PUI), dan Persatuan Tarbiyah
(Perti).
Melalui proses pengkaderan atau
penggodokan itulah, muncul para
ulama-ulama yang ahli dalama
bidang agama islam.
Para ulama yang telah memperoleh
pendidikan tersebut, kemudian
menyebarkan dan menjadi ujung
tombak dalam ikut menyebarkan
agama Islam.
Semua kalangan menjadi
garapannya, mulai kaum atas,
hingga rakyat biasa
Komentar
Posting Komentar